cover
Contact Name
Yulianna Puspitasari
Contact Email
yulianna-puspitasari@fkh.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
medvetj@journal.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Media Kedokteran Hewan
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 02158930     EISSN : 2775975X     DOI : 10.20473/mkh.v32i1.2021.1-11
Core Subject : Health,
Media Kedokteran Hewan (p-ISSN: 0215-8930) (e-ISSN: 2775-975X) (established 1985) publishes all aspects of veterinary science and its related subjects. Media Kedokteran Hewan publishes periodically three times a year (January, May, and September). Media Kedokteran Hewan publishes original articles, review articles, and case studies in Indonesian or English, with an emphasis on novel information of excellent scientific and/or clinical quality, relevant to domestic animal species and biotechnology of veterinary medicine from researchers, lecturers, students, and other practitioners around Indonesia and worldwide.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan" : 5 Documents clear
Pyometra pada Kucing Domestic Short Hair Ninik Fitri Rahayu
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.1-11

Abstract

Kucing Domestic Short Hair bernama Siti berusia ± 8 bulan dengan berat badan 2,35 kg dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Brawijaya dengan keluhan adanya vaginal discharge mucopurulent. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kucing Siti memiliki BCS 4/9, CRT 3 detik, mukosa pink rose, tenperatur rektal 38.3 °C, abdomen bagian hipogastrium mengalami kesakitan saat dipalpasi dan teraba adanya distensi bagian uterus. Hasil pemeriksaan swab vagina menunjukkan adanya sel epitel dan sel neutrofil serta pemeriksaan USG menunjukkan adanya penebalan pada dinding uterus (endometrium) yang ditandai dengan warna putih (hyperechoic). Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan laboratoris kucing Siti didiagnosa mengalami pyometra dengan prognosis dubius. Pyometra merupakan kondisi abnormal ditandai dengan adanya akumulasi nanah di dalam uterus. Terapi yang dilakukan pada kucing Siti berupa tindakan Ovariohisterectomy. Kucing mengalami perbaikan secara klinis lima hari setelah operasi dan dinyatakan sembuh pada hari ke-7 setelah operasi.
Descementocoles Corneal Ulcer pada Kucing Domestic Short Hair Davinci Oswald Siahaan
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.12-18

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Kornea Ulcer yang mencapai membran Descementocole pada kucing ras Domestik. Kornea Ulcer adalah kerusakan yang terjadi pada permukaan kornea di bagian epitel. Kornea Ulcer dibagi menjadi dua tipe menurut kedalamannya, yaituSuperficial corneal ulcerdan Deep corneal ulcer. Kucing Nancy diambil dari Pasar Karangploso Malang dengan gejala klinis mata kiri tampak berwarna keputihan. Gejala klinis yang terlihat adalah mata pada kucing Nancy terdapat selaput putih sehingga anterior chamber, iris dan pupil tidak terlihat. Mata kirikucing Nancy terdiagnosa Descementocoles corneal ulcer karena pada pemeriksaan fluorescent test mata bagian tengah sudah tidak dapat terwarnai oleh fluorescein. Kucing Nancy diberikan perlakuan berupa pemberian Cendo Genta 1%® (Gentamycin), Cendo Mydriatil 0,5%® (Tropicamide), Cendo Protagenta® (Polyvinylpyrrolidone), dan Cendo Noncort® (Natrium Diclofenac).
Laporan Kasus: Spontaneous Chronic Corneal Epithelial Defects (SCCED) Pada Kucing Domestik Annisa Larasati; Aulia Azka Suradi; Icha Yung Aulia; Cheptien Winda Virgiantari; Hendra Setyo Nugroho; Ajeng Aeka Nurmaningdyah
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.19-28

Abstract

Spontaneous Chronic Corneal Epithelial Defects (SCCED) merupakan penyakit mata yang berasal dari corneal ulcer yang tidak mengalami perbaikan dan timbulnya lapisan epitel yang melapisi kornea. Dari gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, kucing Belang diduga mengalami superficial corneal ulcer yang ditandai dengan adanya kekeruhan pada kornea dan diteguhkan dengan pemeriksaan penunjang berupa scimer tear test dan fluorecein test. Kucing Belang diberikan terapi obat berupa antibiotik topikal berupa gentamicin 0,3 % untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder dengan pemberian 3 x sehari sebanyak 1 tetes dan juga atropine 1% dengan pemberian 2 x sehari sebanyak 1 tetes. Hasil evaluasi pengobatan selama 1 minggu, kucing Belang tidak mengalami perubahan pada korneal ulcer tersebut, mata tampak masih keruh dan terlihat adanya pembuluh darah. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka frekuensi pemberian obat ditingkatkan yaitu gentamicin tetes diberikan 4 x sehari sebanyak 1 tetes dan atropine 1% diberikan 3 x sehari sebanyak 1 tetes. Setelah 1 minggu, kucing Belang tidak menunjukkan adanya perbaikan, namun mengalami pembentukan lapisan diatas lapisan kornea dan didapatkan diagnosa akhir bahwa kucing Belang mengalami SCCED.
Gagal ginjal kronis pada Kucing Domestik Rambut Pendek Arnes Mardasella
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.29-39

Abstract

Gagal ginjal kronis adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible. Pada kondisi ini ginjal gagal mempertahankan fungsi metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia. Seekor kucing domestik jantan berumur ±3 tahun dengan bobot 2,15 Kg diperiksa dengan keluhan letargi, bulu kotor dan kusam, bersin, dehidrasi, poliuri, polidipsi, membrana mukosa pucat, anoreksia serta ulserasi mulut. Pemeriksaan hematology menunjukkan hasil anemia, leukositosis, neutrofilia, trombositopenia, limfopenia, peningkatan nilai MCV, penurunan nilai MCHC. Pemeriksaan kimia darah menunjukkan hasil peningkatan kreatinin dan BUN. Pemeriksaan natif ditemukan adanya telur cacing. Hewan didiagnosa gagal ginjal kronis. Penanganan pada kasus ini diberikan terapi antibiotik Claneksi dan antibiotik Doxycycline, mukolitik Fluimucil, antianemik hematodin, obat antiparasit (Praziquantel, Pyrantel pamoat), serta supementasi tambahan berupa imboost, madu, minyak ikan serta pakan renal. Pada post terapi hewan terlihat membaik, gagal ginjal kronis tidak dapat disembuhkan sehingga diperlukan manajemen pengobatan dan diet yang tepat untuk dapat memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang hidup hewan.
Prolaps Iris dan Konjungtivitis pada Kucing Damar Alam Purwastoko
Media Kedokteran Hewan Vol. 32 No. 1 (2021): Media Kedokteran Hewan
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mkh.v32i1.2021.40-51

Abstract

Prolapsus iris adalah kondisi pada kornea yang mengalami perlukaan sehingga iris yang berada di bilik anterior mata keluar ke daerah ekstraokuler. Konjungtivitis dapat terjadi akibat kondisi yang ditimbulkan oleh prolaps iris. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien mencakup pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan uji halang rintang. Pemeriksaan menunjukkan hasil yaitu gangguan pada mata dextra unilateral yang tidak responsif terhadap uji neurologis. Pemeriksaan penunjang berupa uji hematologi digunakan untuk mengkaji kondisi pasien selama dua minggu perawatan. Terapi menggunakan Cendo Genta 1% (gentamicin) s.4.d.d 1 gtt selama 10 hari, Otsu-NS (NaCl 0,9%) s.8.d.d 1-2 gtt selama perawatan, dan suplementasi multivitamin. Perawatan minggu pertama menunjukkan hasil yang cukup baik tetapi perawatan berikutnya tidak menunjukkan hasil signifikan. Prolaps iris berkurang sebesar 0,2 cm dari kondisi awal yakni 1,7 cm terhitung dari canthus lateral mata kanan. Terapi secara topikal tidak menunjukkan hasil signifikan dalam menangani kasus prolaps iris.

Page 1 of 1 | Total Record : 5